Jombang Terkini.com ,Jombang – Imlek, atau yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Cina, merupakan salah satu perayaan terbesar dan paling penting dalam budaya Tionghoa. Imlek didasari oleh kalender lunar, dan dirayakan oleh komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Selain menjadi momen untuk merayakan tahun baru, perayaan Imlek juga sarat dengan simbol-simbol dan tradisi-tradisi kuno yang kaya makna.
Tak ketinggalan pula di Tempat Ibadah Tri Dharma HONG SAN KIONG GUDO juga menyelenggarakan acara Tahun Baru Imlek. Acara yang dilaksanakan pada Sabtu 1 Februari 2025 , berjalan begitu meriah penuh kehangatan. Undangan yang datangpun juga tak hanya dari lingkungan Klenteng Gudo saja, melainkan dari berbagai daerah seperti Jombang, Mojowarno, Bareng dan Ngoro.
Tak hanya sampai di situ, yang paling unik dan menarik adalah undangan yang hadir bukan hanya dari kalangan Tionghoa saja. Ada yang berasal dari kalangan beragama Islam, Kristen, Konghucu. Mereka tampak kompak dan rukun dalam suasana bahagia di Tahun Baru Imlek.
Seperti yang disampaikan oleh Toni Harsono selaku ketua Klenteng HONG SAN KIONG GUDO, Bahwasanya Imlek yang di adakan di Klenteng Gudo ini merupakan acara halal bihalal dengan masyarakat sekitar lingkungan Klenteng Gudo. Setiap tahun acara seperti ini diadakan di hari raya cina.
” Harapannya untuk ke depannya Imlek tetap bisa menjalin kerukunan dengan lingkungan sekitar. Tidak hanya masyarakat Tionghoa saja, tapi ada juga Umat Islam, Kristen yang ada di lingkungan Klenteng gudo. Malam ini merupakan malam yang spesial karena bertepatan dengan turun nya dewa dari langit.
Dengan adanya Imlek ini kita bisa membaur dengan semuanya. Seperti tadi kita berdoa di pimpin oleh bapak pendeta. Klenteng HONG SAN KIONG GUDO sendiri pernah mendapatkan penghargaan tahun 2021 dari BPIP. 76 Icon Prestasi Pancasila, kategori Penggerak Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat. Kami berharap untuk Tahun Baru ini semua nya menjadi lebih baik”. Pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama Gus Aan Perwakilan dari GUSDURIAN menambahkan ” Imlek di Gudo menurut saya sangat spesial. Tidak hanya orang Tionghoa saja yang hadir, tapi juga dari non Tionghoa seperti Jawa, Islam, Kristen, Konghucu. Imlek ini sendiri menjadi medium kebersamaan, ajang mengekspresikan toleransi yang ada di Jombang terutama di Gudo.
Dulu zaman pak Soeharto, ketika itu tidak memperbolehkan aneka yang berkaitan dengan Tionghoa. Tapi Klenteng Gudo adalah satu-satunya Klenteng yang nambeng, tetap mempertahankan dan mengembangkan apa itu leang leong, barongsai. Sehingga Linemark Jombang sebagai kota toleransi. Tidak hanya Mojowarno yang merupakan Icon kota toleransi tapi Gudo juga merupakan kota toleransi karena di sini semuanya berkumpul, ada Jawa, Islam Kristen dan Konghucu”. Tambahnya.
Kini, Imlek telah menjadi salah satu perayaan nasional yang meriah dan disambut dengan penuh sukacita oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya oleh masyarakat Tionghoa. Perayaan Imlek di Indonesia juga menjadi ajang promosi budaya Tionghoa yang kaya dan berwarna. Semakin banyak masyarakat Indonesia yang ikut merayakan Imlek sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa.
Dengan makna yang dalam dan pesan-pesan positif yang disampaikan, perayaan Imlek tidak hanya menjadi momen kebahagiaan bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga menjadi inspirasi bagi semua orang untuk selalu menjaga keharmonisan dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.(Red)